Pada
saat panas matahari terik,yang paling enak dan segar, tentu saja minum
es cincau. Es cincau selain enak rasanya, es ini pun dapat menyegarkan
tenggorokan kita. Cincau ada 2 jenis yaitu, cincau yang berwarna hitam
dan cincau yang berwarna hijau. Untuk kali ini kita akan membahas
tentang cincau hijau. Cincau bermanfaat untuk menyembuhkan tekanan darah
tinggi, nyeri pada perut, dan panas dalam. Bagian yang perlu
diperhatikan pada saat membuat cincau adalah pemberian garam. Garam
diberikan pada es agar dapat memberikan rasa gurih. Cincau dapat anda
temukan di pasar tradisional ataupun di supermarket terdekat. Jadi anda
tidak perlu repot-repot membuat cincau hijau
Cincau hijau tumbuh tersebar dari India
(Assam), Burma (Myanmar), Indo-Cina, Thailand, P. Simalur dan
pulau-pulau di Selat Sunda dan Jawa, serta tersebar pula di beberapa
daerah di Indonesia bagian Timur (hasil survey penulis). Cincau hijau
tumbuh di hutan termasuk hutan jati dan hutan bambu, dan di padang
rumput dengan vegetasi semak belukar, kadang-kadang di daerah berbatu
kapur dan tumbuh di daerah dengan ketinggian di atas 1100 m dpl. Di Jawa
khususnya di Jawa Barat dan Jawa Tengah serta sebagian Jawa Timur,
tumbuhan ini dapat dijumpai mulai dari daerah dataran rendah hingga
dataran tinggi pegunungan. Umumnya jenis tanaman merambat
dengan batang berbulu halus ini tumbuh liar dan subur disemak-semak
belukar dengan Daun bulat telur, bentuk segitiga sama sisi atau segitiga
yang melebar, panjang lebih dari 17.5 cm, berambut di bagian bawah,
panjang tangkai lebih dari 6,5 cm, berambut kasar; bunga jantan dengan
kelopak berbulu halus dan daun mahkota berpautan, bunga betina
berjejalan di bongkol yang agak bulat, dengan daun buah menggimbal. Buah
berbulu halus.
Di Jawa, tumbuhan
cincau hijau telah dimanfaatkan dan sengaja di tanam di pekarangan/di
halaman rumah sebagai teteduhan halaman/teras rumah. Sedangkan di daerah
Indonesia bagian timur hingga kini sumberdaya tanaman ini belum
dimanfaatkan karena sebagian besar masyarakatnya belum mengenal tanaman
ini. Oleh karenanya tanaman cincau hijau ini masih tumbuh liar bersama
semak2 belukar yang jauh dari pemukiman penduduk.
Manfaat Cincau hijau
Cincau
adalah nama tumbuhan yang dapat membentuk gel serupa agar-agar yang
diperoleh dari perendaman daun (atau organ lain) tumbuhan tertentu dalam
air. Gel terbentuk karena daun tumbuhan tersebut mengandung karbohidrat
yang mampu mengikat molekul-molekul air. Kata cincau sendiri berasal
dari dialek Hokkian sienchau yang lazim dilafalkan di kalangan Tionghoa.
Cincau sendiri di bahasa asalnya sebenarnya adalah nama tumbuhan
(Mesone. spp.) yang menjadi bahan pembuatan gel ini. Cincau paling
banyak digunakan sebagai komponen utama minuman penyegar (misalnya dalam
es cincau atau es campur). Dilaporkan juga cincau memiliki efek
penyejuk (Anonymous, 2011).
Rebusan
akar cincau hijau di Jawa umumnya digunakan sebagai obat untuk
mengatasi demam, daunnya digunakan untuk membuat jelly yang disebut
cincau atau `cincau hijau`, yang dikonsumsi sebagai penyegar dan untuk
mengatasi panas dalam serta keluhan di daerah perut.
Pemanfaatan cincau hijau sebagai bahan produk fungsional minuman rakyat berbentuk agar-agar (gel) umumnya disajikan dalam gelas/mangkuk yang diberi air gula dan dapat pula ditambahkan santan kelapa (juice extract)
atau sesuai dengan selera. Umumnya agar-agar cincau hijau yang beredar
di pasar dan dipinggir-pinggir jalan terutama di JawaTimur adalah cincau
hitam dengan nama lokal Cao (daerah pantai utara Jawa Timur) dan dikenal pula dengan nama lokal Janggèlan (daerah selatan Jawa Timur). Cincau hijau banyak beredar di Jawa Barat dan sebagian Jawa Tengah.
Produk
minuman cincau hijau disamping sebagai minuman segar pelepas dahaga
juga telah diyakini mampu mengatasi gangguan panas dalam, pencernakan,
maag, obat sariawan dan bisul serta dapat mengatasi hipertensi. Bahkan
akhir-akhir ini dipercaya dapat pula membasmi sel-sel kanker payudara.
Cincau
hijau cukup banyak mengandung klorofil. Beberapa literature
mengungkapkan bahwa klorofil adalah zat warna (pigmen) hijau pada daun.
Selanjutnya dikatakan pula bahwa klorofil disamping sebagai zat warna
(hijau daun) juga merupakan senyawa antioksidan, antiperadangan dan
antikanker. Hasil penelitian Zakaria dkk. (2004) membuktikan bahwa
ekstrak daun cincau hijau cukup efektif membunuh (membasmi) sel-sel
tumor (kanker) pada stadium dini dan juga mampu menghambat pertumbuhan
sel-sel tumor (kanker) yang sudah menjalar kebagian organ lain.
Disamping itu ekstrak daun cincau hijau tidak mematikan sel-sel normal
yang lain. Selanjutnya beberapa peneliti lain mengemukakan bahwa potensi
cincau juga diuji dengan empat jenis sel kanker, yaitu sel kanker darah
(leukemia), kanker mulut rahim, paru, dan payudara. Ekstrak daun cincau
ternyata mampu secara mengagumkan membunuh sel kanker darah (leukemia)
sebesar 55-90 persen. Sementara kemampuan cincau membunuh sel kanker
lain sekira 60 persen. Hal ini menunjukkan cincau hijau mengandung
komponen bioaktif pembunuh sel kanker. Selain itu, ternyata cincau hijau
juga mampu menyingkirkan senyawa-senyawa berbahaya pemicu kanker.
Klorofil
adalah pigmen hijau yang terdapat dalam semua tumbuhan, ganggang
(alga), dan cyanobacteria. Klorofil sangat penting untuk fotosintesis,
yang memungkinkan tumbuhan memperoleh energi dari cahaya. Melalui proses
ini, chlorophyll mengubah energi yang didapat dari sinar matahari
menjadi berbagai fungsi penunjang hidup. Chlorophyll membuat tumbuhan
dapat memanfaatkan sinar matahari dengan mengubahnya menjadi vitamin,
lemak, protein dan karbohidrat kompleks. Klorofil juga dibutuhkan oleh
tubuh manusia. Menurut Clara (2010) daun cincau yang selama ini banyak
dikonsumsi oleh masyarakat ternyata mengandung klorofil yang relatif
tinggi (1709 ppm) dibandingkan jenis daun lainya seperti murbei (844
ppm), katuk (1.509 ppm) dan pegagan (832 ppm) klorofil alami mengandung
ion Mg yang mudah bereaksi sehingga waktu simpannya relatif terbatas,
dengan mengganti ion Mg dengan mineral mikro Cu akan diperoleh bubuk
ekstrak Cu turunan klorofil yang relatif stabil, daya simpan lebih lama
dan tidak mudah rusak akibat pengaruh eksternal.
Klorofil
dan turunannya memiliki manfaat bagi kesehatan diantaranya sebagai
antioksidan dan antimutagenik (Hermansyah, 2012), pewarna makanan,
penghilang bau badan, dan antikanker, diantara daun yang berkhasiat
obat, daun cincau hijau (Premna Oblongifolia Merr) memiliki kandungan
klorofil tertinggi dibandingkan dengan daun katuk (Saurpusanrogynus),
daun murbei (Morus kanva) dan daun pegagan (Centella asiatica L). Daun
cincau hijau sebagai sumber klorofil mudah diperoleh karena tanaman ini
mudah tumbuh dan sudah dikonsumsi penduduk Indonesia (Jawa) secara
turun-temurun.
Karakteristik
klorofil adalah tidak stabil secara kimiawi, peka terhadap cahaya,
panas, oksigen dan degradasi kimia. Oleh sebab itu untuk memperoleh
klorofil yang stabil diperlukan penanganan khusus dengan cara membentuk
kompleks turunan klorofil dengan tembaga (Cu). Penambahan Cu kedalam
turunan klorofil tidak membahayakan kesehatan karena Cu merupakan zat
gizi mikro-mineral esensial yang merupakan bagian dari enzim dalam
tubuh. Bubuk Cu-turunan klorofil daun cincau hijau mengandung lima zat
fitokimia yang dominan yaitu alkaloid, saponin, tanin, steroid
danglikosida (Clara, 2010).
Zat fitokimia memiliki potensi sebagai obat alternatif
untuk meningkatkan derajat kesehatan. Alkaloid memiliki manfaat bagi
tubuh untuk menghilangkan rasa sakit (analgesik), menurunkan tekanan
darah dan antimalaria. Glikosida dapat dijadikan sebagai obat jantung,
melancarkan buang air kecil, mengencerkan dahak dan precursor hormon
steroid. Manfaat saponin adalah menstimulasi jaringan tertentu seperti
epitel hidung, bronkus, dan ginjal
- 30 lembar daun cincau hijau, cuci bersih
- 500 ml air matang
- 100 gram kelengkeng, kupas, dan sisihkan
- 300 ml santan
- 2 lembar daun pandan, simpulkan
- 150 gram gula merah sisir
- 100 ml air
- 500 gram es serut
- Tempatkan daun cincau ke dalam baskom, beri air sedikit demi sedikit sambil diremas-remas hingga cairan menjadi kental. Saring.
- Rebus santan dan daun pandan sambil diaduk-aduk hingga mendidih, angkat.
- Rebus gula merah dengan air hingga larut dan mengental.
- Penyajian : Siapkan gelas saji, letakkan dan susun cincau, kelengkeng, gula merah, santan, dan es serut.
- Sajikan segera.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka sumberdaya tanaman cincau
hijau khusunya di wilayah Indonesia bagian timur dan umumnya di Jawa
sangat potensial untuk dimasyarakatkan (sosialisasi) dan dikembangkan
atau dilakukan revitalisasi. Prospek pengusahaan sumberdaya tanaman
cincau baik dari aspek budidaya maupun pengembangan teknologi dalam
proses pengolahan daun cincau hijau menjadi gel (agar-agar) cincau sebagai produk minuman fungsional yang berkhasiat obat memiliki peluang yang cukup besar dikemudian hari.
Demikian manfaat cincau hijau dan resep cara membuat es cincau segar nya
Es cincau pun dapat dijadikan sebagai menu pilihan untuk berbuka puasa
karena rasanya manis dan tidak akan membuat perut anda sakit setelah
seharian berpuasa Demikian manfaat cincau hijau dan resep cara membuat es cincau segar nya. semoga bermanfaat,selamat mencoba!.